7.24.2012

KEKUATIRAN VS KERAJAAN

Matius 6:33-34 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Pasal ini menyatakan bahwa apabila kita mencari kerajaan-Nya, kita tidak akan kuatir tentang hari esok. Jika kita kuatir tentangnya, maka itu adalah karena kita telah dialihkan dari usaha mencari kerajaan-Nya.
Kekuatiran bukanlah buah Roh, dan jika kita izinkan kekuatiran menuntun kita, Roh tidak akan menuntun kita. Kekuatiran adalah musuh yang mematikan. Itu adalah salah satu cara utama untuk menyimpangkan kita dari tujuan. Sebab itu, kita dinasehati dalam Filipi 4:6-7:
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Damai sejahtera Allah adalah lawan dari kekuatiran. Damai sejahtera-Nya akan menjaga hati dan pikiran kita sehingga kita tinggal di dalam Kristus Yesus. Seperti yang kita lihat dalam teks ini, damai sejahtera-Nya adalah akibat dari membawa segala keprihatinan kita kepada-Nya dalam doa. Betapa hidup kita akan berubah seandainya seluruh waktu yang sekarang dihabiskan dengan kekuatiran digunakan untuk berdoa. Sebagian besar hidup kita akan sama sekali berbeda karena Allah menjawab doa-doa, bukan kekuatiran. Ketika kita berdoa, Dia mengubah segala sesuatunya. Dia juga mengubah kita. Kita akan melihat dunia dengan sangat berbeda jika kita melihat melalui mata iman daripada ketakutan.
Yesaya 6:1-3 adalah ayat-ayat yang paling penting bagi saya sekarang. Tetapi, saat saya masih seorang yang baru percaya, saya tidak bisa memahami ayat-ayat tersebut. Bunyinya demikian:
Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Tentu saja, saya tidak mempunyai masalah dengan percaya bahwa Tuhan adalah kudus, tetapi dengan segala peperangan, kemiskinan, penindasan, penganiayaan anak, sakit penyakit dan kematian, saya tidak bisa mengerti bagaimana para serafim tersebut dapat mengatakan bahwa seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya. Lalu suatu hari, Tuhan berbicara kepada saya dan berkata, "Alasan para serafim ini melihat seluruh bumi penuh kemuliaan-Ku ialah karena mereka tinggal dalam hadirat-Ku. Jika engkau tinggal dalam hadirat-Ku, maka engkau pun akan melihat kemuliaan-Ku dalam segala sesuatu."
Tinggal dalam hadirat Tuhan membantu kita untuk melihat melampaui kefanaan yang ada kepada maksud-maksud-Nya yang kekal dalam kerajaan-Nya. Ini akan mengubah cara pandang kita, cara hidup kita, dan cara menyatakan diri kita.
Sumber : Rick Joyner - 50 Renungan untuk Membangun Visi Anda

0 komentar:

Posting Komentar